Friday, February 24, 2017

Sistem Pengapian ESA (Electronic Spark Advance) OK


Sistem Pengapian ESA adalah pengapian yang menggunakan sistem full transistor seperti pada pengapian IIA. Keunggulan dari sistem pengapian ESA adalah mekanisme pemajuan saat pengapian tidak lagi dikontrol secara mekanik tetapi dikontrol menggunakan komputer sehingga pemajuan saat pengapian lebih akurat baik berdasarkan putaran mesin ataupun beban mesin.






Komponen- Komponen Sistem Pengapian ESA :

1. Baterai

Baterai adalah sebuah elemen kimia yang bekerja sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan arus listrik. Dalam sistem ini baterai berfungsi sebagai penyuplai arus baik ke koil pengapian maupun ke igniter untuk mengaktifkan power transistor.

2. Ignition Coil

Berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi ± 20.000 volt agar mampu menjadi percikan bunga api pada elektroda busi.

3. Distributor

Distributor berfungsi untuk mendistribusikan/ menyalurkan arus dari coil pengapian ke busi sesuai dengan FO/ waktu pengapian.

4. ECU (Engine Control Unit)

ECU berfungsi untuk mengatur dan mengontrol dari komponen- komponen sensor yang ada pada mobil.

5. Igniter

Igniter adalah sebuah detektor yang terdiri dari detektor yang berfungsi menerima signal dari signal generator, amplifier yang berfungsi untuk menguatkan signal tersebut, dan power transistor yang akan memutus dan menghubungkan arus primer pada koil pengapian sesuai signal yang diterima dari signal rotor.Igniter juga dilengkapi dwell control yang berfungsi untuk mengatur lamanya arus yang masuk ke kumparan primer pada koil pengapian.

6. Kabel Tegangan Tinggi

Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik tegangan tinggi dari distributor ke busi.

7. Busi 

Berfungsi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang terdapat dalam ruang bakar pada suatu kendaraan.


Sensor- sensor yang terdapat pada sistem pengapian ESA :

Throttle position sensor (TPS)
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi posisi pedal gas dalam keadaan tertekan atau bebas. Jika ditekan/ digas maka volumenya besar dan jika tida ditekan volumenya kecil.

Manifold pressure sensor ( MAP ) atau air flow meter
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi massa pada intake manifold pressure atau intake udara.

Coolant temperatur sensor
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi suhu pada air pendingin mesin.

Knock sensor
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi ketukan knocking pada mesin .

Oxygen sensor
Berfungsi untuk mendeteksi hasil gas buang dari pembakaran dalam mesin.

Camshaft position sensor ( CMP )
Berfungsi untuk mendeteksi putaran mesin dan pengapian mesin.

Crankshaft position sensor ( CKP )
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi putaran mesin dan sudut crank.















Wednesday, February 22, 2017

Sistem Pengapian IIA ( Integreted Ignition Assembly )



Pengapian IIA adalah pengapian yang menggunakan sistem pengapian full transistor hanya saja keunggulannya adalah koil pengapian disatukan didalam distributor sehingga dari segi konstruksi lebih praktis. Pada sistem pengapian transistor, signal generator dipasang didalam distributor untuk menggantikan breaker point dan cam. Signal generator membangkitkan tegangan untuk mengaktifkan transistor pada igniter untuk memutus arus primer pada koil pengapian. Sedang pada IIA ( Integrated Ignition Assembly ) koil pengapian terletak didalam distributor sehingga lebih praktis dan kompak.




Komponen- komponen sistem pengapian IIA

1. Baterai

Baterai adalah sebuah elemen kimia yang bekerja sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan arus listrik. Dalam sistem ini baterai berfungsi sebagai penyuplai arus baik ke koil pengapian maupun ke igniter untuk mengaktifkan power transistor.

2. Distributor

Distributor adalah komponen yang vital dalam sistem ini. Di dalam distributor sistem ini terdapat beberapa komponen dan yang membedakan sistem IIA ini adalah koil pengapian yang terletak didalam distributor.

3. Rotor Koil

Berfungsi mendistribusikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian ke masing-masing silinder sesuai Firing Order (urutan penyalaan). Perbedaan utama pada sistem pengapian transistor dengan sistem pengapian konvensional adalah pada signal generator dan igniter yang menggantikan breaker point dan cam. Signal generator adalah semacam generator arus bolak balik yang berfungsi untuk menghidupkan power transistor didalam igniter untuk memutuskan arus primer pada koil pengapian pada saat pengapian yang tepat. Signal generator terdiri dari magnet permanen yang memberi garis gaya magnet kepada pick up coil yang berfungsi untuk membangkitkan arus AC.

4. Igniter

Perubahan gaya listrik yang terjadi pada signal generator akan dideteksi oleh igniter. Igniter adalah sebuah detektor yang terdiri dari detektor yang berfungsi menerima signal dari signal generator, amplifier yang berfungsi untuk menguatkan signal tersebut, dan power transistor yang akan memutus dan menghubungkan arus primer pada koil pengapian sesuai signal yang diterima dari signal rotor.Igniter juga dilengkapi dwell control yang berfungsi untuk mengatur lamanya arus yang masuk ke kumparan primer pada koil pengapian.

5. Sentrifugal advancer

Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin, yaitu saat putaran mesin naik maka sentrifugal akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian.

6. Vacuum advancer

Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai beban mesin, yaitu saat kevakuman dalam karburator naik maka tekanan dalam diafragma bertambah dan menekan spring serta controler rod sehingga akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian.

7. Koil Pengapian

Berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai dari 12 volt menjadi ± 20.000 volt agar mampu menjadi percikan bunga api pada elektroda busi.

8. Kabel Tegangan Tinggi.

Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik tegangan tinggi dari distributor ke busi.

9. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk menyimpan sementara arus listrik kumparan primer pada saat terjadi self induction sewaktu terjadi pemutusan arus primer. Pemutusan arus primer secara tiba-tiba menyebabkan efek self induction sehingga tegangan primer naik, untuk itulah digunakan kondensor untuk menyimpan sementara arus tersebut dan melepaskannya saat arus primer terhubung kembali.

10. Busi

Busi berfungsi untuk membuat loncatan bunga api dari tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian sehingga dapat membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar.













Tuesday, February 14, 2017

Sistem Pelumasan Pada Mesin


Sistem pelumasan pada mesin berfungsi untuk mensuplai / memasok oli ke permukaan bantalan - bantalan dari semua bagian yang bergerak atau yang bergesekan pada sebuah mesin.


Fungsi lain dari pelumasan mesin adalah :
  1. Mencegah terjadinya kontak pada metal / logam yang menimbulkan kebisingan, berisik, kerusakan, dan keusangan.
  2. Untuk menghantar panas dari piston, dinding silinder, bantalan, roda gigi, cam dll.
  3. Sebagai media pendingin untuk menghilangkan panas dari bagian - bagian komponen pada mesin yang saling bergesekan. 
  4. Sebagai perapat yang positif yaitu antara ring piston dan dinding silinder.
  5. Sebagai pembersih dari cemaran - cemaran komponen yang bersinggungan / yang bergesekan.

Komponen - Komponen Sistem Pelumasan antara lain :

1. Pompa oli
Pompa oli biasanya ditempatkan di dekat poros engkol untuk mensuplai oli dari dalam penampungan oli  / carter. Pompa oli ini digerakkan oleh poros engkol atau poros cam melalui perantara roda gigi atau sebuah poros penggerak, tergantung dari lokasi dan tipe mesin.

2. Klep Relief Tekanan
Klep relief tekanan oli dipasang pada bodi pompa atau saluran utama oli. Klep ini berfungsi untuk mencegah tekanan dari suplai yang terlalu besar jika mesin dioperasikan pada putaran / rpm tinggi, jika oli dingin dan kekentalan oli rendah.

3. Indikator Tekanan
Pada indikator tekanan terdapat sakelar yang dioperasikan dengan sebuah lampu peringatan pada panel instrumen jika ada tekanan oli.

4. Carter / Bak oli
Bak oli adalah tangki untuk menyimpan oli yang diperlukan pada sistem pelumasan yang diletakkan pada dasar mesin. Bahan dari bak oli terbuat dari baja press / tekan.

5. Batang pemeriksa
Batang pemeriksa adalah suatu alat yang berbentuk batang yang terbuat dari baja yang berfungsi untuk mengetahui ketinggian atau kedalaman cadangan oli di dalam panci oli. Batang pemeriksa dipasang pada suatu pipa semacam tabung yang dilekatkan pada mesin atau panci oli.

6. Filter / Saringan oli
Saringan oli berfungsi untuk menyaring debu, kotoran, karbon, atau partikel lain dari luar bahan oli dan menjaga kebersihan elemen mesin.

Jenis - Jenis Sistem Pelumasan :

  1. Jenis percik ( splash type ). Pada jenis ini connecting rod / stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher, sehingga saat mesin berputar maka sendok akan memercikan oli yang berada di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Pada sistem jenis percik ini memiliki kelemahan yaitu sulit untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah sempit sehingga sistem ini sudah tidak dipakai lagi. 
  2. Jenis tekanan ( pressure feed type ). Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang sekarang dipakai pada kendaraan baik mobil maupun sepeda motor.
  3. Jenis kombinasi. Pada sistem pelumas tipe ini adalah gabungan dari sistem pelumasan jenis percik dan jenis tekanan.






Wednesday, February 8, 2017

Sistem Pengapian Konvensional

Pengertian 

Sistem pengapian adalah suatu sistem dalam kendaraan bermotor terutama kendaraan yang berbahan bakar gas oline ( bensin ) yang berfungsi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar saat piston pada akhir langkah kompresi, sedangkan pengertian sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang terdapat pada kendaraan bermotor yang masih menggunakan platina sebagai pemutus dan penghubung pengapian.




Komponen-komponen sistem pengapian konvensional :

1. Baterai
Berfungsi sebagai penyimpan arus listrik pada kendaraan.

2. Fuse (sekring )
Berfungsi sebagai pengaman apabila terjadi hubungan singkat pada sistem pengapian (konsleting).

3. Kunci kontak
Berfungsi sebagai pemutus dan penghubung aliran listrik dari baterai ke coil.

4. Ignition coil
Berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai dari 12 Volt menjadi 12.000 - 30.000 Volt.

5. Distributor
Berfungsi untuk mendistribusikan arus tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder sesuai dengan firing order ( urutan pengapian ).
Bagian distributor antara lain :
  • Poros cam (poros nok)
  • Breaker point (platina)
  • Capasitor (kondensor)
  • Governor advancer
  • Vacuum advancer
  • Rotor
  • Distributor Cap (tutup distributor)

6. Kabel tegangan tinggi
Berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari coil ke busi.

7. Busi
Berfungsi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api melalui elektrodanya untuk membakar campuran udara dan bahan bakar dalam silinder.

Cara kerja 
  • Apabila kunci kontak di on kan dan platina dalam kondisi menutup maka arus listrik mengalir dari baterai menuju fuse lalu ke kunci kontak > primer coil > platina > massa. Akibat aliran listrik pada kumparan primer coil, maka inti koil menjadi magnet.
  • Saat  platina dalam kondisi membuka, arus listrik melalui kumparan primer coil terputus sehingga terjadi induksi tegangan tinggi pada kumparan coil, sehingga arus akan mengalir dari sekunder coil > kabel tegangan tinggi > tutup distributor > rotor > kabel tegangan tinggi (kabel busi) > busi > massa. Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder coil dan dengan adanya elektroda massa pada busi sehingga menimbulkan percikan bunga api.


Thursday, February 2, 2017

Sistem pendingin mesin kendaraan

Pengertian

Sistem pendingin adalah suatu sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk membuang/ melepaskan panas yang berlebihan dan menjaga mesin agar temperaturnya tetap stabil. Panas yang dibuang dari mesin dengan aliran udara di sekeliling mesin atau dengan zat cairan pendingin di sekitar blok mesin, di sekeliling masing- masing silinder.

Jenis sistem pendingin :

1. Sistem pendingin udara



Mesin berpendingin udara pada umumnya terdapat pada sepeda motor atau motor kecil lainnya seperti mesin motor kapal kecil.

Cara kerja mesin berpendingin udara adalahsebagai berikut :
  • Udara mengalir di sekeliling silinder dan kepala silinder sehingga membawa panas mesin ke udara luar.
  • Pada kepala silinder dan silinder terdapat sirip- sirip untuk membantu mempercepat pembuangan panas ke udara luar.
2. Sistem pendingin zat cair
















Mesin ini menggunakan air sebagai sistem pendinginnya dengan media air anti beku dan anti korosi dengan di tambahkan zat tertentu (inhibitor) untuk membentuk suatu cairan pendingin atau biasa disebut dengan air coolant.

Cara kerja mesin berpendingin zat cair adalah sebagai berikut :

  • Pendingin di sekeliling ruang pembakaran dan silinder meredam panas yang dihasilkan oleh pembakaran dalam mesin.
  • Zat pendingin yang telah panas disirkulasikan dari mesin melalui radiator sehingga panas yang terkandung dalam zat pendingin dibuang ke udara dibantu dari sirip-sirip radiator.
  • Setelah didinginkan zat pendingin kembali ke mesin untuk disirkulasikan kembali.

Komponen- komponen sistem pendingin air pada mesin antara lain :

1. Water jacket / saluran yang terdapat dalam silinder mesin
2. Radiator
3. Tutup radiator
4. Reservoir / tempat menyimpan air cadangan
5. Water pump / pompa air
6. Saluran  by pass
7. Thermostat
8. Extra fan / kipas pendingin
9. Indikator temperatur

3. Sistem pendingin dengan oli (oil cooler)



Fungsi utama dari sistem oil cooler adalah untuk mendinginkan suhu oli mesin yang mungkin saja terlalu panas sehingga membuat viskositas atau kekentalan dan daya rekat oli terhadap komponen mesin menjadi kurang bagus. Dengan adanya oil cooler ini, suhu dari oli pelumas dapat diatur atau dinormalkan kembali sehingga tidak terjadi overheating pada mesin.